Nantinya, Baterai Bisa Diisi Ulang Hingga 200ribu Kali Berkat Teknologi Nano - Baterai merupakan sumber daya untuk tiap perangkat elektronik portable. Mulai dari zaman dulu dimana bentuk baterai yang masih begitu besar dan berat tapi hanya bisa sekali pakai, ketika dayanya habis maka baterai harus dibuang. Tak berapa lama munculah penemuan baterai berbahan Nikel yang bisa di cas kembali sehingga bisa digunakan berulang - ulang. Namun pada berkembanganya ditemukan jika bahan nikel berbahaya dan tak jarang pula ditemukan pengalaman bocornya baterai saat dicas terlalu lama.
Lalu, muncullah teknologi Lithium Ion (Li-Ion) yang hingga kini masih banyak digunakan pada hampir setiap perangkat yang membutuhkan baterai, sebut saja smartphone, digital camera, laptop, senter profesional atau alat - alat lain. Kelebihan bahan ini dibanding Nikel ialah umurnya yang lebih panjang dan lebih aman baik bagi pengguna maupun untuk lingkungan.
Namun, tak berarti Li-Ion terus menjadi favorit dalam penggunaanya sebagai sumber bahan baterai. Bagi pengguna setia perangkat elektronik pasti tak asing dengan kehadiran baerai Polimer. Baterai yang dibiliang saat ini sebagai salah satu baterai terbaik selain Li-Ion. Selain memiliki umur dan ketahanan isi ulang lebih lama dibanding Li-Ion, baterai Polimer juga bisa dibuat lebih ramping tapi dengan kapasitas lebih besar dari Li-Ion.
Perkembangan teknologi baterai tak berhenti sampai di situ saja. Para peneliti terus berupaya membuat inovasi baterai. Dan akhirnya, Mya Le Thay bersama dengan Rignald Panner dari UC Irvine mengklaiam telah berhasil menemukan cara pembuatan beterai yang nantinya akan lebih bisa tahan lama dan lebih baik tentunya. Disebut bahwa baterai berteknologi nano ini nantinya bisa dicas ulang hingga 200.000 kali, jauh lebih banyak dibansing Li-ion yang hanya mencapai 7000kali.
Baterai revolusioner ini memiliki teknologi terbaru yaitu nanowire. Dikatakan jika dengan teknologi nano, baterai ini punya elektroda yang luas tapi sangat mudah terurai sehingga ini bisa sedikit mengurangi sampah elketronik.
